laporan membuat blog heni

Rabu, 04 Agustus 2010

Wisata Kerajinan Tangan Hari Kamis pagi di Amuntai Kalsel

Hari masih temaram menjelang pagi,mendung mengelantung,semilir udara pagi sejuk masih terasa,mentari terbit diufuk timur,ditepian sungai berkilau indah bias sinarnya,kulihat sudah banyak orang-orang beraktifitas,para pedagang membawa beraneka ragam hiasan berupa kerajinan tangan yang asli dari Kalimantan.Seorang teman dan sahabatku kuantar berwisata di kota ini dia sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dan praktek lapangan di daerah ini,betapa senang dia ketika mau kuajak sambil jalan-jalan pagi menikmati pemandangan dan sebuah wisata perdagangan kerajinan tangan di Kalsel tepatnya di kota Amuntai.Sebelum sampai di tujuan di sebuah jembatan yang luas dan indah sebuah patung itik berdiri megah ditepian sungai jembatan Paliwara seakan menyambut wisatawan dan tamu untuk datang di kota ini,kami singgah sebentar dan berfoto-foto disitu,di tepian sungai dengan bekgroun patung itik sebuah pemandangan yang sangat indah bisa di abadikan di sana,kemuning kemilau suasana pagi yang sangat indah dengan bias sinar mentari yang terlihat juga di riak derasnya aliran sungai Paliwara menambah keindahan panorama kota ini.
Seusai mengabadikan panorama pagi kami melanjutkan perjalanan ke pasar Kamis pagi di Amuntai,sebelumnya kulihat masjid Agung Amuntai,gedung-gedung pemerintahan berjajar disana juga, tepat ditengah kota ada taman yang bernama Taman Putri junjung Buih yang diambil dari nama seorang Putri dari kerajaan Candi Agung, disekeliling taman itulah ada pasar yang setiap hari kamis pagi digelar dagangan berupa bermacam-macam kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat Amuntai,kebanyakan bahan dasarnya dari purun.Purun adalah tanaman yang tumbuh didaerah rawa-rawa dikecamatan Danau Panggang.Tanaman ini sudah mulai dibudidayakan oleh masyarakat disana,yang sebelumnya hanya merupakan tanaman liar.Tanaman purun ini setelah dipanen dijemur sampai kering baru ditumbuk dengan alat penumbuk khusus atau dengan alu,kemudian diberi warna dengan cara direbus dengan air dengan zat pewarna yang beraneka warna menambah keindahan kemudian dijemur lagi baru dibentuk aneka kerajinan tangan,antara lain tikar,topi,kipas yang bertuliskan Kalsel,tas,kaca rias,kampil yaitu karung tempat barang-barang jualan yang ditaruh disepeda dan lain-lain. Yang tidak kalah menariknya adalah kerajinan dari bahan dasar rotan yang bernama lampit ini sudah diekspor sampai negara Jepang,rak buku ,kursi tamu,tirai,sekat ruangan ,rak pojok,tempat sendal/sepatu,gabek kasur,keranjang ikan ,tas rotan (ungking),lanjung berupa keranjang besar yang ditaruh di punggung biasanya digunakan para petani untuk membawa pulang hasil panen ,tempat buah,nampan,lemari rotan dan lain sebagainya,disana ada juga dijual alat-alat menangkap ikan berupa pancing yang panjangnya 5 sampai 10 meter dari bahan bambu yang disebut bandan atau kacar, memancing dengan alat ini dibantu dengan seekor anak bebek dan umpan yang digunakan adalah anak kodok.Anak bebek itu gunanya memancing kemarahan indukan gabus( bahasa banjarnya haruan )yang menyangka ada yang menggangu anaknya. ( bersambung ) ditulis Ibu Heni,Ibu Rina dibantu guru-guru SMK3 Amuntai Kalsel

1 Komentar:

Pada 22 Agustus 2010 pukul 03.17 , Blogger Syafaat Ahmad mengatakan...

hebat donk.... kalau sudah ekspor sampai ke negara jepang

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda